Jumat, 21 Agustus 2015

Kain Lebar itu Khimarku




Kain Lebar itu Khimarku

Randu... Ku ucapkan terimakasih padamu Tak lupa padamu juga ulat sutra Karena tenunan serat kapas dan benang sutra kalian Membawaku bertemu dengan Dia
Bismillah... Itu kata yang terucap pertama kali saat aku bersama Dia Ada banyak liku di jalan saat aku bersama Dia Ada pula banyak suara saat aku bersama Dia
Suara yang membuatku harus diam Ataupun harus lembut saat menjawabnya Suara yang selalu bertanya Kenapa...? Kenapa kamu memakainya? Kenapa lebar sekali? Bukankah yang lebar untuk kaum yang berbeda? Apa kamu tidak panas? Dan deretan kalimat tanya lainnya
Adapula suara yang berbeda Berbeda karena membuatku menahan tetes air mata Berbeda karena suara itu membawa Dia Dia yang tak bersalah Karena akulah yang bersalah disini
Salah... Karena aku lupa, aku dilindungi Dia Salah... Karena aku masih seperti yang lalu Namun, inilah aku... Aku yang masih melangkah Langkah hijrahku bersama Dia
Sungguh...aku mohon Jangan salahkan Dia Jangan salahkan kain lebar itu Jangan salahkan khimarku




--Purwakarta, 3 Agustus 2015--

Minggu, 12 April 2015

Jumat, 06 September 2013

More Than This

More Than This 



-Author :
@tikeyuliana

-Cast :
¤ Marc Marquez Àlenta
¤ Chloë Evelyn Laurent
¤ Eleà Marquez Àlenta
¤ Skandar Keynes
¤ Freedie Highmore








Saat cinta kita bertepuk sebelah tangan, ingin sekali rasanya hati ini memintanya agar melihat kedalam hati kita, agar ia tahu betapa berartinya dia untuk kita, karena dia yang kini sedang menganggap kita hanya sebagai orang asing dihatinya.


I'M BROKEN. DO YOU HEAR ME ? I'M BLINDED !
CAUSE YOU ARE EVERYTHING I SEE.


"huft kenapa bayangmu selalu ada dimataku ? Aku tahu aku ini bodoh...karena aku tidak tahu harus sampai kapan memendam ini darimu, yang jelas aku belum menemukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan ini" ucap Marc dalam hatinya, yang sedari tadi ia memikirkan gadis yang disukainya ,ia sembari mengaduk-aduk spageti miliknya saat berada di cafetaria Universitas Oxford.

"hai Marc, sendirian saja. Kemana si Mr.Highmore itu?" ujar seorang gadis yang membawa nampan berisikan burger dan jus, kemudian gadis itu langsung duduk di depan Marc.

"Chloë" desis Marc saat melihat gadis yang duduk dihadapannya. "Freedie sedang di perpustakaan, katanya mau mencari bahan untuk tugas makalah akhir semester ini"

"ooh" gadis yang dipanggil Chloë oleh Marc itu ber-Oh sembari mulutnya yang masih mengunyah burger.


Marc bertopang dagu melihat Chloë yang duduk dihadapannya itu sedang mengunyah burger dengan lahapnya. Marc melupakan spagetinya yang sudah dingin dan acak-acakan begitu mata coklatnya melihat ada mayonise didekat bibir Chloë, dengan gerakan reflek tanpa sadar telapak tangannya menyentuh pipi gadis itu dan ibu jarinya mengusap noda mayonise didekat bibir Chloë.

"Marc..." Chloë terbelak kaget saat tiba-tiba tangan Marc menyentuh pipinya.

"maaf Chlo, tadi ada mayonise dibibirmu " sadar Marc yang terlihat salah tingkah.

"Ohh makasih" Chloë membalas dengan senyum simpulnya yang seperti lukisan monalisa.

***

Jika sekarang pintu hatinya belum terbuka untuk kita, pastikanlah bahwa cinta kita tetap besar untuk menantinya mencintai kita.

Sampaikanlah juga pada Tuhan sebesar apa cinta kita, dengan izin-NYA orang yang kita cintai bisa merasakan. Tapi jika ternyata orang yang kita cintai hatinya sudah ada yang memiliki, apakah orang yang kita cintai itu bisa merasakan cinta kita ? Sepertinya itu mustahil.


#MARC MARQUEZ Point Of View

Sakit rasanya ketika aku tahu ternyata gadis yang kusukai itu sudah ada yang memiliki. Saat itu aku melihatnya dengan seorang pemuda yang menunggunya diparkiran Universitas dengan mobil sport putihnya. Aku hanya terdiam perìh mengamatinya dari jauh, Chloë yang saat bertemu dengan pemuda itu, ia dicium keningnya, terlihat mereka begitu bahagia dan saling mencintai, dari tawa Chloë yang bahagia saat bersama pemuda itu. Hmmm aku juga ingin membuatmu sebahagia itu dan tertawa didepanku, tapi itu sepertinya tidak akan mungkin.

Dua bulan sudah aku kesakitan, aku dibutakan, karena aku hanya selalu melihatmu, meskipun aku tahu ada seseorang yang selalu disampingmu. Karena sehari tanpa melihatmu aku merasa hari-hariku tanpa energi, karena kau adalah matahariku dari terbit yang masih menebarkan embun hingga tenggelam melukiskan warna jingga dilangit barat.

Musim panas akan segera tiba, mungkin libur musim panas nanti aku tidak bisa melihatmu, tapi aku berharap jika musim panas ini aku akan tetap melihatmu walaupun itu kau sedang bersama kekasihmu.

"Chlo, kau tau tadi presentasimu sangatlah hebat, kalau boleh tau darimana kau mendapat ide tema presentasi tadi ?" pujiku ke dia saat kelas sudah selesai.

"jangan terlalu berlebihan kau Marc, kemarin malam aku hanya menonton berita tentang Negara di Asia Tenggara, dan itu membuatku langsung berpikir tentang tema tadi untuk presentasi hari ini"

"negara itu pasti sangat kaya dengan budaya dan jiwa kesosialan penduduknya" ujarku membayangkan negara yang menjadi inspirasi Chloë dalam presentasi sosiologi saat dikelas Prof.Henslin Durkheim dosen sosiologi kami.

"pasti, bahkan jika nanti Profesor menyuruh kita melakukan penelitian, mungkin aku akan ke negara itu, ah tapi kenapa aku jadi lupa nama negaranya" terlihat Chloë berpikir keras dan itu membuat raut wajahnya lucu, semakin membuatku gemas.

"payah kau, sudah jadi orang pelupa ternyata" ujarku terkekeh

"hah yah ! INDONESIA ! Nama negara itu INDONESIA"

Aku hanya bergeleng kepala, melihat tingkah Chloë yang seperti menemukan jawaban benar saat ikut Olimpiade


"hmmm Chlo, musim panas ini kau berencana kemana ?" tanyaku saat kami sedang berjalan bersama di pelataran Universitas.

"Skandar mengajakku ke Hawai, tapi aku tidak mau karena itu terlalu jauh, aku ingin yang lebih dekat saja seperti ke Italia, mungkin itu lebih menarik untuk menikmati libur musim panas, kalau kau...." ucapan Chloë terpotong saat kami menuruni tangga berbatu, tiba-tiba kakinya terkilir, untungnya dengan sigap tangan kekarku segera menopang pinggangnya, tanpa sengaja pula matanya bertemu dengan mataku, aku ingin posisi seperti ini lebih lama lagi, karena seperti ini aku bisa menatap matanya dengan dengat, tapi aku takut dia mendengar detak jantungku yang memompa begitu cepat dan bergetar seperti teraliri listrik dengan tegangan yang tinggi.

"Marc...Marc...bisakah kau lepaskan tanganmu dari pinggangku ?" Chloë memanggilku berkali-kali tapi aku tidak meresponnya seolah semua suara disekitarku itu mati ditelingaku, karena mataku yang terlalu fokus memandangi setiap lekuk wajahnya yang saat itu dekat dengan wajahku, bahkan hembusan nafasnya bisa kurasakan.


#CHLOË LAURENT Point of View

Saat aku dan Marc sedang berjalan dipelataran Universitas, tiba-tiba kakiku terkilir saat menuruni tangga berbatu, beruntungnya tangan kekar Marc segera menopangku, aku tidak tahu disaat posisi dia menopangku, tatapan mata kami bertemu, aku melihat mata coklatnya begitu teduh, mata yang indah saat tatapan tajam itu menyorot lensa mataku yang tak mau berkedip, tatapan matanya membuatku nyaman, berbeda dengan tatapan mata Skandar kekasihku, saat aku mengingat Skandar, aku tersadar dengan posisi kami, Marc yang masih menopangku dengan tangan kekarnya yang dipinggangku.

"Marc...Marc...bisakah kau lepaskan tanganmu dari pinggangku ?" ujarku setelah sadar, tapi saatku memanggilnya berkali-kali ia seperti tidak mendengar.

"Oh-Ah maaf" katanya yang terlihat salah tingkah kemudian melepaskan tangannya dipinggangku.

"tidak apa, terimakasih kau sudah menolongku"

"Ah iya sama-sama" balasnya yang memperlihatkan deretan gigi rapihnya sembari menggaruk kepala yang terlihat tak gatal.

"Oh ya...kalau kau musim panas ini kemana ?" aku menyambung kembali percakapan kami yang tertunda tadi.


"aku akan pulang ke Barcelona, aku rindu dengan keluargaku"

"ooh hmm" aku mengangguk mengerti kenapa libur musim panas ini Marc ingin pulang ke Barcelona. Yah karena di Universitas Oxford ini Marc merupakan salah satu mahasiswa yang tinggal di asrama, karena tempat tinggalnya yang jauh.


***

Libur musim panas sudah tiba, Chloë memaksa Skandar kekasihnya untuk ikut berlibur ke Italia bersamanya meskipun tadinya Skandar lebih memilih ke Hawai, dan Marc dia pulang ke kampungng halamannya di Cervera.


"Marc, apa kau bawakan barang itu, untukku ?" ujar gadis remaja berusia 12 tahun, yang masuk ke kamar Marc. Gadis itu adalah Eleà, adik Marc satu-satunya.

"kalau tidak salah aku membawakannya untukmu, sesuai apa yang kau inginkan, kau cari saja dikoperku itu". perjalanan kurang lebih satu setengah jam dari London ke Barcelona yang kemudian dilanjut dari Barcelona ke Cervera yang memakan waktu kurang dari satu jam, membuat pemuda tampan itu terlìhat lelah. Ia langsung tertidur pulas dikasurnya yang sudah lama tak ia tempati.

"wahhh aku kan tidak memintamu untuk beli yang ini. apa kau tau Marc,marchendise ini sulit sekali untuk dicari, bagaimana kau bisa mendapatkan nya ?" Eleà terlihat senang sekali begitu melìhat apa yang kakaknya bawakan dari London untuknya, tapi saat ia ingin menanyakan darimana Marc mendapatkan benda itu, ternyata kakaknya sudah tertidur pulas. "huft dasar, kau pasti sangat lelah, terimakasih kau selalu menjadi kakak yang paling baik untukku" Eleà menyelimuti Marc dengan selimut bertema logo FC Barcelona, club bola favorite kakaknya itu. Elea pun pergi setelah mencium pipi kakaknya yang sedang tertipur lelap.

 ***

Satu minggu sudah Marc berada di Cervera, yang itu artinya satu minggu ia tidak melihat mataharinya. Lama sekali rasanya bagi Marc satu minggu ia tidak bertemu Chloë, bagaimana jika sampai libur musim panas ini berakhir yaitu dua bulan. Pasti dia akan lebih tidak tenang di Cervera, karena menurutnya sebagian hidupnya masih tertinggal di diri seorang gadis yang kini sedang berada di Italia.

Malam hari dilangit Cervera tampak cerah dengan bintangnya yang berkelap-kelip. Pemuda tampan yang sedari tadi berdiri dibalkon kamarnya, ia memandang penuh arti dilangit gelap diatas sana, pikirannya tak tentu, rasanya dia ingin sekali libur musim panas ini cepat berakhir.

"aku tidak tahu, kenapa rasa ini semakin besar untukmu, aku tahu begitu cintaku semakin besar untukmu, maka rasa sakit ini semakin besar pula, bahkan mungkin bisa melukaiku nanti, dan percuma saja jika nanti aku mengungkapkannya, kau mungkin tidak akan menerima karena kau sudah ada yang memiliki, Skandar lebih pantas untukmu daripada aku" gumam Marc yang bercerita dengan kesunyian malam yang langitnya berbintang itu.


Menunggu seseorang agar mencintai kita memang sakit rasanya, apalagi jika yang kita tunggu, dia tidak tahu kita adalah orang yang menunggunya untuk mencintai kita, mungkin itu lebih sakit.


***

#di ITALIA


"Chloë... Berhentilah, itu tidak seperti yang kau lihat, aku bisa menjelaskannya, kumohon dengarkan dulu penjelasanku" Skandar berlari di lobi Hotel mengejar Kekasihnya yang berlinangan airmata.

"aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri, kau bermesrahan dengan gadis itu Skand, kau mau jelaskan apa lagi hah ! Dulu kau bilang apa ? Kau berjanji tidak akan menyakitiku, tapi sekarang...kau selingkuh !!! Kita Putus !!" ujar Chloë marah, iya langsung menutup pintu kamar hotelnya.

sedangkan Skandar ia hanya berdiri tertegun didepan pintu kamar itu dia menyesal. Yahhh Skandar memang selingkuh dibelakang Chloë dan tadi Chloë melihatnya dengan gadis selingkuhannya di Venesia saat ia sedang berciuman mesra di jembatan Rialto Bridge, dimana Chloë melewati jembatan itu saat Chloë sedang menaiki Gondola.

Dikamarnya, Chloë menangis matanya tak henti-hentinya mengeluarkan kristal cair itu, ia meraih IPhonenya hendak menghubungi seseorang disana yang sudah ia anggap sahabat.

'Hallo Marc' suara Chloë terdengar terisak.

'yah..kau kenapa Chlo, kau menangis ?' tanya seseorang diseberang sana yang terdengar mengkhawatirkan Chloë.

'aku tidak menangis, hmm Marc apa besok aku boleh ketempatmu ?'

'hah bukankah sekarang kau sedang berlibur dengan Skandar di Italia ?'

'tapi aku ingin ke Barcelona. Ayolah Marc kumohon...kalau kau ingin tahu kenapa suaraku ini terdengar seperti menangis, maka izinkanlah aku ke tempatmu' kata Chloë yang terdengar memaksa.

'tapikan...' Marc belum sempat melanjutkan ucapannya, Chloë langsung memotong.

'tenang, aku akan bilang ke orang tuamu, kalau aku hanya ingin liburan ke Barcelona'

'baiklah...ya sudah besok ku jemput. Eh tapi kau tidak kenapa-napakan ?' tanya Marc lagi yang terdengar begitu khawatir.

'hah tidak, sudahlah biar kujelaskan saat aku tiba di Barcelona besok. Aku lelah Marc, aku ingin tidur. Bye' Chloë berbohong.

'ah ya sudah selamat malam'.


Chloë mentup pembicaraannya dengan Marc di telefon. Chloë telihat tenang sekali setelah ia mendengar suara sahabatnya itu, rasanya ia tidak ingin kembali ke London, dia ingin sekali bertemu dengan sahabatnya itu di Barcelona.



Pagi hari pukul delapan Marc sudah ada di Bandar Udara Internasional Barcelona-El Prat , karena maskapai penerbangan Alitalia yang Chloë tumpangi akan tiba pukul delapan lebih limabelas menit. Untung saja kedua orang tuanya mengizinkan Chloë untuk menginap dirumah mereka selama sepekan nanti, walaupun Marc belum tahu apa alasan sebenarmya kenapa tiba-tiba Chloë ingin ke Barcelona.

"Marc aku disini" ujar seorang gadis yang terlihat membawa tas rangsel kecil dipunggungnya, ia sedikit berteriak sembari melambaikan tangan ke Marc yang sedang melihat beberapa penumpang pesawat dari kedatangan luar negeri lebih tepatnya Italia.

"maaf lama menunggu"

"hanya tigapuluh menit aku menunggumu" balas Marc enteng dengan raut wajah yg seolah tak apa lama atau tidak, aku akan selalu menunggumu.

"tigapuluh menit itu lama bodoh" Chloë memcubit lengan Marc

"auuw kenapa kau mencubitku" Marc meringis kesakitan akibat cubitan Chloë tadi.

"hah sakit ya (Chloë memegang lengan Marc yang tadia ia cubit) maaf, tapi aku hanya rindu dengan temanku ini"

Marc hanya terdiam melihat lengannya yang dipegang Chloë, dan ucapan dari bibir gadis itu yang sepertinya ia dengar merindukannya.

"Ayo Marc ! Aku ingin segera sampai dirumahmu, aku ingin bertemu dengan keluargamu dan adik perempuanmu yang menyukai One Direction itu" ujar Chloë yang menarik tangan Marc. "Ah ngomong-ngomong tentang adikmu hmmm (Chloë berpikir sejenak) Eleà, apa dia menyukai marchendise One Direction dariku ?"

"El, sangat menyukainya bahkan dia kira aku hanya membawakan satu barang untuknya tapi ternyata aku membawa dua, yang dia bilang salah satunya yaitu pemberianmu itu adalah Marchendise One Direction yang sangat sulit harus ia dapatkan"

Percakapan mereka saat berjalan keluar dari Bandara. Chloë memang mengenal Keluarganya Marc, walaupun dia belum pernah bertemu dan ia juga tahu tentang keluarga Marquez, dari Eleà adiknya Marc yang menyukai one direction sampai tentang Mr.Marquez yaitu ayah Marc Yang sangat menyukai FC BARCELONA sama seperti Marc.karena Marc sendiri yang sering menceritakan tentang keluarganya ke Chloë.

***

Diperjalanan menuju Cervera yang kurang dari satu jam itu membuat Chloë yang berada diboncengan RC213V milik Marc itu mengantuk karena hembusan angin yang menerpanya setelah tadi ia sempat mengeluarkan airmatanya karena teringat kejadian semalam saat ia masih di Italia.

"Chlo, apa kau menangis ?" tanya Marc yang masih fokus kedepan mengendarai motornya, Marc merasa ia mendengar Chloë seperti terisak.

"tidak, aku hanya mengantuk Marc. Hmmm apa aku boleh bersender dipunggungmu ?" Chloë mengelak dan matanya yang terlihat berat itu.

"Oh tentu" Marc tersenyum dari balik helm birunya.

Marc tidak menyangka jika harapannya di libur musim panas ini akan selalu bisa melihat mataharinya ternyata terwujud bahkan ia akan lebih dekat dengan gadisnya itu selama satu minggu yang tadinya ia mengira tidak akan melihat gadisnya itu selama dua bulan.

Tangan kiri Marc menggenggam kedua telapak tangan Chloë yang melingkarkan tangannya diperut Marc, ia merapatkan jari-jarinya dengan jadi-jari milik Chloë. Sepertinya Chloë lelah sekali sampai-sampai ia tertidur dengan kepalanya menyender dipunggung Marc dan begitu erat melingkarkan tangannya diperut Marc. Marc yang tetap fokus saat mengendarai RC213V miliknya, ia ingin sekali segera sampai dirumah, segera merebahkan tubuh mungil gadisnya ditempat tidur agar lebih nyaman.

Beberapa menit berlalu, Marc sudah sampai dirumahnya di Cervera,Ileida rumah besar yang bertuliskan angka 25 di pagar besi rumahnya itu. Terlìhat Eleà, adiknya yang sedang duduk di ayunan dihalaman taman depan rumahnya yang sepertinya sedang membaca novel dengan aerphone yang ada disalahsatu telinganya itu. Hah pasti adiknya itu sedang mendengarkan lagu One Direction, grup vocal lima pemuda tampan dari Inggris .

"El, bisakah kau membantuku bawakan tas rangsel milik Chloë ?" ujar Marc memanggil adiknya sembari melepaskan helm.

El yang hanya memakai aerphone disalah satu telinganya itupun mendengar seruan kakaknya yang memanggil, iapun menghampiri Marc.
"hmm apa dia kekasìhmu ?" Eleà bertanya disela melepaskan tas dipunggung Chloë, karena Chloë yang lelap sekali sampai ia belum terbangun dari tidurnya saat diperjalanan tadi,karna semalaman Chloë memang tidak tertidur, bahkan dipesawatpun ia tidak tidur.

"Bukan, Chloë temanku, kami satu jurusan Sosiologi di Oxford University" balas Marc yg sudah menggendong tubuh Chloë dengan posisi Chloë didepannya.(ituloh ngegendong yang kedua tangan Marc dileher sama dilutut lebih tepatnya dibawah lutut, apa sih nama gendongan kayak gitu ?)

"sepertinyaa dia sangat lelah sekali" gumam Eleá yang mengikuti Marc dari belakang, berjalan menuju kamar tamu yang sudah dipersiapkan Mommynya untuk Chloë menginap.

***

Dua hari sudah Chloë berada diantara Keluarga Marquez, keluarga yang tidak bisa ia rasakan seperti keluarganya di London. Pagi ini Marc mengajaknya bersepeda mengelilingi sekitar bukit-bukit terdekat di Cervera. Saat sudah sedikit jauh mereka menggowes sepedanya, mereka beristirahat sejenak untuk minum yang kemudian nanti melanjutkan lagi untuk pulang, mereka duduk diatas rerumputan kemudian melepaskan helm.

"kau belum menceritakan apa alasanmu kenapa tiba-tiba ingin datang kesini ?" Marc bersuara membuka keheningan diantara mereka.

Chloë mengambil nafasnya sejenak dengan berat, bagaimanapun juga ia harus menjelaskan ini semua ke Marc.

"aku mengakhiri hubunganku dengan Skandar, dia selingkuh saat kami di Venesia, aku melihatnya sendiri dia mencium perempuan itu dengan mesra dan itu membuatku ingin pergi mencari tempat yang lebih tenang, karena aku tidak ingin pulang ke London, aku teringat denganmu dan inilah alasanku kenapa aku ingin ke Barcelona" ungkap Chloë menjelaskan, matanya terlihat basah pipinya teraliri air matanya yang jatuh.

Seperti apa kata Plato yang menganggap cinta sebagai "KEKUATAN" yang meresapi semua tindakan dan dorongan manusia.

Marc tidak tega melihat gadisnya yang menangis, ia mengusap airmata itu dengan kdua ibu jarinya, telapak tangannya yang memegang pipi gadis itu yang sekarang terlihat rapuh, lalu dibawanya Chloë ke dalam pelukannya. Marc mencoba untuk memberikan kekuatan ke gadisnya itu.

"mungkin Tuhan belum menakdirkan kalian untuk bersatu" desis Marc dalam pelukan itu, ia merasa hatinya ikut sakit.

Cinta membuat kita merasakan apa yang sedang dia rasakan, dia jatuh maka kita akan merasa terluka dan tak berdaya pula seperti kayu yang rapuh.

***

Hari ini adalah hari kelima Chloë dirumah Marc yang berarti besok lusa ia akan pulang ke London dan meninggalkan keluarga barunya yang di negeri matador ini. Chloë sudah menganggap orangtua Marc seperti orangtunya, begitupun juga Mr.Marquez dan Mrs.Marquez mereka sudah menganggop Chloë seperti anak sendiri, apalagi Eleà adik Marc yang berumur 12 tahun dia begitu cepat sekali dekat dengan Chloë. Kebersamaan Chloë dengan Keluarga Marquez membuatnya melupakan kejadian lima hari yang lalu waktu di Italia.

Pagi ini dihari kamis, yaitu hari ke enam. semua keluarga Marquez dan Chloë sudah siap untuk berlibur ke pantai San Sebastian, liburan keluarga yang sangat menyenangkan yang belum pernah Chloë rasakan.

Sesampainya dipantai mereka mengadakan piknik dipinggir pantai yang berpasir putih itu. Terlihat Daddy Julian dan Mommy Rossie yang berjemur dibawah terik matahari. Chloë dan Eleà asyik bermain air dan kejar-kejaran dipinggiran pantai sampai akhirnya mereka lelah dan memilih untuk bermain pashr membuat istana pasir. Dan Marc dia sedang melawan ombak, papan surfingnyg yang selalu memecah ombak dan begitu papannya meninggi saat ombak datang membtat pemuda tampan itu berdiri tegak diatas papan selancar dengan celana boxer dan telanjang dada terlihat sekali bentuk tubuhnya yang atletis dan perutnya yang six-pack, penampilannya membuat kaum hawa yang melihat tanpa berkedip, begitupun juga Chloë yang baru pertama kali melihat Marc berpenampilan seperti itu, ia juga baru menyadari ternyata Marc memiliki pesona dan aura yang mengagumkan.

Hingga sore hari menjelang malam kini keluarga Marquez dan Chloë bersiap untuk Pesta Barbeque dipinggir pantai, pesta yang dirayakan untuk perpisahan mereka dengan Chloë karena besok dia akan pulang ke London. Marc membawa Chloë kabur saat Chloë sedang membantu Mommynya memanggang daging. Terlihat mereka sedang duduk memandang matahari yang menjingga malu akan tenggelam dilaut.

"I CAN LOVE YOU MORE THAN THIS"(aku bisa mencintaimu lebih dari ini) ujar Marc saat mereka duduk dipasir putih matanya mencuri memandangi gadis disampingnya yang sedang memandang pantai san sebastian yang hampir gelap.

"maksudmu ?" Chloë menolehkan wajahnya tepat didepan wajah Marc yang memang saat itu sedang memandanginya.

"aku bisa mencintaimu lebih dari Skandar, aku bisa membahagiakanmu lebih dari dia, aku tidak akan berjanji padamu tapi aku akan berjanji pada Tuhan, aku tidak akan menyakitimu seperti dia yang sudah menyakitimu karena jika itu terjadi padaku maka hanya Tuhan yang akan menghukumku"

wajah Marc semakin dekat dengan wajah Chloë, hembusan nafas mereka bisa saling merasakan, detik menghitung jarak yang begitu dekat diantara mereka, membuat hidung mancung mereka sudah saling bersentuhan.

"aku mencintaimu Chloë, menyayangimu lebih dari diriku sendiri" Marc mengatakannya. Yang kemudian ia mencium bibir gadis itu dengan lembutnya tepat disaat matahari yang tenggelam di pantai San Sebastian.




_THE END_






_____